Serial 2: Asiyah

Jangan lupa untuk membaca serial 1: Asiyah terlebih dahulu ya, #DFsister! Kalian bisa membacanya di sini https://www.dafanyascarf.com/serial-1-asiyah/

Di sisi lain, Asiyah dan dayang-dayangnya sedng berada di Sungai Nil sambil menaiki perahu. Pada saat itu, dayang-dayangnya mengambil peti kayu yang berisi Nabi Musa dan menyerahkannya kepada Asiyah. Asiyah terpana ketika membuka peti tersebut karena ia melihat bayi laki-laki yang sangat tampan. 

Asiyah merasa sayang kepada bayi di peti kayu tersebut. Ia pun memutuskan untuk membawa bayi tersebut ke istana walaupun dayang-dayangnya khawatir jika bayi tersebut adalah bayi dari dari Bani Israil. Asiyah juga memutuskan tidak memberitahu Firaun tentang bayi tersebut karena khawatir bayi tersebut akan dibunuh Firaun.

Tak lama setelah dibawa ke istana, Nabi Musa menangis walaupun telah diberikan mainan dan diganti bajunya. Hingga akhirnya diketahui bahwa Nabi Musa haus. Asiyah pun segera memerintahkan untuk mencari ibu susu untuk Nabi Musa. Setelah beberapa ibu susu didatangkan untuk Nabi Musa, tetapi, Nabi Musa tetap tidak mau menyusu.

Dafanya Ilustration 1. Asiyah Menemukan Nabi Musa di Sungai Nil

Hingga akhirnya didatangkanlah Yukabad, ibu kandung Nabi Musa. Berbeda dengan ibu susu sebelumnya, Nabi Musa tidak menolak untuk menyusu dengan Yukabad. Asiyah pun merasa lega. DI sisi lain, Firaun akhirnya mengetahui bahwa Asiyah menemukan bayi laki-laki di Sungai Nil. Ia pun merasa murka dan segera mendatangi Asiyah serta bayi yang ditemukan di Sungai Nil. 

Dengan segera, Firaun memerintahkan untuk  membunuh Nabi Musa karena ia takut Nabi Musa adalah bayi dari kaum Bani Israil. Asiyah tentu tidak ingin bayi tersebut dibunuh. Ia pun memohon kepada Firaun agar Nabi Musa tidak dibunuh.  Firaun pun akhirnya luluh dan mengizinkan Asiyah untuk merawat Nabi Musa di istana.

Seiring waktu berjalan, Nabi Musa pun tumbuh dewasa. Suatu hari, Nabi Musa memutuskan untuk keluar dari kota karena ia terancam dibunuh setelah membunuh seseorang dari kaum Firaun. Kepergian Nabi Musa ini dilakukan secara mendadak sehingga ia tidak sempat berpamitan dengan siapa pun, termasuk Asiyah. Asiyah yang mengetahui Nabi Musa keluar dari kota pun merasa sedih. 

Bertahun-tahun Nabi Musa pergi dari kota, bertahun-tahun pula Asiyah menahan rindu. Selama Nabi Musa pergi, Asiyah kerap diperlakukan kasar oleh Firaun. Firaun merasa perbuatan Nabi Musa merupakan perbuatan Asiyah juga karena ialah yang membawa Nabi Musa dari Sungai Nil. Di samping siksaan yang ia terima, Asiyah tetap beribadah kepada Allah swt.

Dafanya Ilustration 2. Gambaran Rumah Asiyah di Surga

 Perlakuan kasar yang diterima Asiyah salah satunya adalah dibiarkan terlentang di padang pasir dan tidak diberi makanan dan minuman. Tanpa Firaun ketahui, malaikat membentangkan sayapnya agar Asiyah tidak merasakan panas di pasang pasir. Hal ini membuat Firaun murka karena ia ingin Asiyah segera meninggal. 

Firaun pun memerintahkan pengawalnya untuk menindih Asiyah dengan batu. Pada momein ini, Asiyah berdoa agar dibangunkan rumah di surga. Allah swt. pun menunjukkan kepada Asiyah gambaran rumah yang akan ia tempati di surga kelak. Hal ini membuat ia tersenyum bahagia. Di sisi lain, Firaun menganggapnya gila karena tersenyum di saat akan disiksa. Pada saat inilah Allah swt. mencabut nyawa Asiyah. Hingga akhir hayat pun, Asiyah tetap berpendirian teguh untuk beriman kepada Allah swt.

Serial 1 : Asiyah

Nama Firaun tentunya sudah tidak asing di telinga kita. Akan tetapi, apakah #DFsister tahu sosok Asiyah yang merupakan istri dari Firaun? Sini Mindaf ceritain kisah Asiyah, salah satu dari empat wanita yang dijanjikan surga oleh Allah swt. bersama dengan Maryam, Fathimah, dan Khadijah.

Asiyah binti Muzahim merupakan seorang yang taat dan beriman kepada Allah swt. Tidak hanya dia, keluarganya pun demikian. Dari sini dapat diketahui bahwa Asiyah berasal dari keluarga yang beriman kepada Allah swt.

Asiyah memiliki wajah yang cantik. Hal ini lah yang membuat Firaun tertarik untuk menjadikannya istri. Firaun pun mengutus anak buahnya, Haman, untuk melamar Asiyah menjadi istrinya. Asiyah dan keluarganya menolak lamaran Firaun. Adapun alasan penolakan ini dikarenakan Firaun dikenal kejam dan tidak percaya dengan Allah swt.

Firaun yang mendengar kabar tersebut pun murka karena selama ini tidak pernah ada yang berani menentangnya. Ia pun memerintahkan Haman kembali untuk membawa Asiyah dan keluarganya ke hadapannya. Haman menyanggupi dan segera menuju rumah Asiyah dan keluarganya.

Dafanya Ilustration 1. Haman Mendatangi Rumah Asiyah

Sesampainya di rumah Asiyah dan keluarganya, Haman membawa paksa Asiyah dan keluarganya ke istana. Sesampainya di istana, orang tua Asiyah disiksa dengan tujuan agar Asiyah menerima lamaran Firaun. Pada siksaan pertama, Asiyah masih bersikeras menolak lamaran Firaun. Hingga pada siksaan kedua, Asiyah akhirnya menerima lamaran Firaun karena tidak sanggup melihat orang tuanya disiksa.

Setelah menerima lamaran Firaun, Asiyah pun menikah dengan Firaun dengan keterpaksaan. Firaun dikenal sebagai raja yang kejam, sombong dan menganggap dirinya sebagai Tuhan. Walaupun Asiyah sudah menikah dengan Firaun, ia tetap beriman kepada Allah dan tidak menyembah Firaun. Ia memiliki pendirian yang teguh untuk tetap beriman kepada Allah swt. 

Hingga suatu hari Firaun bermimpi aneh. Di mimpinya, ia melihat cahaya merah yang datang dari Gassan, yaitu tempat tinggal Bani Israil di Mesir. Ternyata cahaya merah itu adalah api. Cahaya merah tersebut lama kelamaan semakin mendekati Mesir. Dalam mimpinya, Mesir terbakar dan penduduknya pun berlarian untuk menyelamatkan diri. Anehnya, tempat tinggal Bani Israil tidak mengalami kebakaran. 

Dafanya Ilustration 2. Firaun Bermimpi Mesir Mengalami Kebakaran

Firaun yang bangun setelah mendapat mimpi tersebut pun segera memanggil orang yang dapat mentafsirkan mimpinya. Mimpi Firaun ini memiliki arti bahwa akan ada pemuda dari Bani Israil yang akan menghancurkannya. Akibat mimpi tersebut, Firaun membuat keputusan bahwa semua bayi laki-laki dari  Bani Israil yang lahir harus dibunuh. 

Tentunya kabar ini membuat para ibu hamil khawatir, salah satunya Yukabad, ibu dari Nabi Musa. Ketika tiba masa Yukabad melahirkan, ternyata bayi yang dkandung Yukabad berjenis kelamin laki-laki. Yukabad merasa senang dan sedih. Ia senang karena memiliki anak laki-laki, tetapi, ia juga sedih karena bayinya akan dibawa pasukan Firaun dan dibunuh.

Allah swt. pun memberikan petunjuk kepada Yukabad untuk menghanyutkan bayinya ke Sungai Nil. Yukabad yang beriman kepada Allah swt. pun melaksanakan perintahNya walau merasa tidak tega dengan bayinya. Yukabad pun menghanyutkan peti kayu yang berisi Nabi Musa ke Sungai Nil.