Kalian pernah kepikiran gak sih, selama ini kita lebih jujur ke sesama manusia atau ke Allah swt.? Pada serial sebelumnnya, sudah disebutkan bahwa manfaat jujur kepada manusia lebih terasa secara instan jika dibandingkan jujur kepada Allah swt. Hal ini bisa menjadi salah satu pendorong untuk condong lebih jujur pada siapa, loh.
Jika dilihat secara fisik pun, kita langsung dapat melihat manusia. Hal ini tentu berbeda dengan Allah swt. Perbandingan lainnya adalah akibat dari tidak jujur pada manusia juga dapat kita rasakan secara langsung daripada tidak jujur pada Allah swt.
Dafanya Ilustration 1. Jujur Pada Manusia dan Allah swt.
Kalau diibaratkan sebuah cerita, ada seseorang yang bekerja di sebuah toko bahan pokok. Suatu hari, ia membutuhkan bahan pokok untuk keluarganya di rumah, tetapi, ia juga mengalami keterbatasan materi untuk membelinya. Akhirnya, terbesit dalam pikirannya untuk mencuri bahan pokok di toko tempatnya bekerja.
Ada satu hal yang membuatnya masih mempertimbangkan untuk mencuri, yaitu adanya kamera pengawas yang terpasang di tokonya dan selalu diawasi oleh sang pemilik toko. Akhirnya, ia memutuskan untuk berkata jujur pada sang pemilik bahwa ia ingin mengambil bahan pokok di toko dan bersedia dipotong gajinya sesuai dengan bahan yang ia ambil.
Dafanya Ilustration 2. Jujur Pada Manusia dan Allah swt.
Sang pemilik yang merasa tersentuh dengan kejujuran sang karyawan pun memberikan bahan pokoknya secara cuma-cuma. Di waktu lain, toko sedang kedatangan banyak pelanggan. Sang karyawan pun melayani para pelanggan hingga ia melewatkan salat.
Sang karyawan merasa biasa saja walaupun telah meninggalkan salat. Tidak ada perasaan cemas atau takut seperti saat ia takut ketahuan oleh sang bos jika mencuri. Apa kalian ada yang relate dengan cerita ini? Lebih takut dengan amarah manusia daripada amarah Allah swt.? Padahal, kita tidak akan tahu kapan amarah Allah swt. akan ‘meledak’ dan mengenai kita. Yuk, biasakan mulai jujur pada Allah swt. sebelum jujur pada sesama manusia!
Sudah menjadi rahasia umum bahwa jujur merupakan tindakan yang mulia dan disenangi orang. Akan tetapi, apa sikap jujur ini mudah untuk diterapkan? Faktanya, banyak faktor yang akhirnya membuat seseorang sulit untuk jujur, loh.
Tidak dipungkiri bahwa kita adalah makhluk sosial yang perlu berkomunikasi dengan orang lain. Terkadang, bersikap jujur menimbulkan perdebatan atau perselisihan dengan orang lain. Hal tersebut dapat membuat hubungan pertemanan menjadi tidak baik. Demi menjaga hubungan yang baik, tidak jarang orang memilih untuk tidak jujur.
Dijauhi oleh orang sekitar juga menjadi salah satu ketakutan untuk jujur. Hal tersebut dapat membuat seseorang merasa kesepian, kan? Faktor ini pula lah yang mendukung seseorang untuk sulit jujur. Tanpa kita sadari, menjadi jujur memberikan efek sosial yang tidak baik bagi kita.
Di sisi lain, menjadi orang yang jujur akan memberikan kesan yang baik kepada diri kita. Ke depannya, kita akan lebih dipercaya karena telah terbukti jujur. Jika dibandingkan dengan efek buruknya, mana yang bersifat sementara? Efek buruk jika jujur atau efek baiknya? Terus, dengan itu, kamu bakal tetap milih untuk jujur atau gak nih?
Jujur lagi, jujur lagi. Gak boleh bosan ya dengar soal kejujuran! Sedikit kilas balik, jujur artinya berucap dan bertindak sesuai dengan kenyataan dan selaras dengan kenyataan. Jujur tidak hanya dapat kita terapkan ketika bersosialisasi dengan orang lain. Akan tetapi, jujur pada diri sendiri dan Allah swt. juga perlu loh!
Dafanya Ilustration 1. Jujur Pada Manusia dan Allah swt.
Seperti yang sudah kita tahu, dengan menjadi orang yang jujur akan memberikan manfaat bagi kita. Memiliki hubungan yang baik dengan orang lain merupakan salah satu manfaat yang kita dapat. Tidak hanya manfaat yang berhubungan dengan orang lain, hidup kita juga akan terasa lebih tenang dengan bersikap jujur.
Di samping itu, coba yuk kita simak Al-Ahzab ayat 70-71 yang memiliki arti berikut ini
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (Q.S Al-Ahzab:70)
“niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung.” (Q.S Al-Ahzab:71)
Dafanya Ilustration 2. Jujur Pada Manusia dan Allah swt.
Dari dua ayat tersebut, bisa diketahui bahwa jujur juga akan memperbaiki amal kita serta dosa-dosa kita akan diampuni Allah swt. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa jujur tidak hanya memiliki manfaat yang dapat kita rasakan di dunia, tetapi, juga di akhirat.
Jujur kepada Allah biasanya tidak langsung terasa manfaatnya. Akan tetapi, kita bisa merasakan secara perlahan rezeki berupa materi ataupun non materi akan dilancarkan serta iman kita pada Allah swt. semakin kuat.
Memiliki sifat yang jujur tentunya tidak mudah. Ada banyak cobaan maupun tantangan yang harus dilewati untuk jujur. Dengan banyaknya cobaan dan tantangan yang harus dihadapi, begitu menjadi jujur tentunya harus dipertahankan.
Cobaan dan tantangan tidak hanya datang saat ingin menjadi jujur, namun setelahnya akan tetap mendapat cobaan dan tantangan. Dalam menghadapi cobaan dan tantangan tersebut perlu dihadapi dengan berani agar sifat jujur dapat tetap kita miliki. Salah satu yang bisa dilakukan adalah mengingat rasa bersalah yang akan dirasakan jika tidak jujur.
Mengakui kesalahan diri sendiri juga merupakan bentuk kejujuran serta salah satu cara agar kita dapat tetap jujur. Dengan mengakui kesalahan diri, kita juga belajar untuk menerima diri kita dengan apa adanya. Dengan menerima diri sendiri, kita dapat berhenti membandingkan diri dengan orang lain.
Membandingkan diri dengan orang lain terkadang membawa kita pada sifat iri. Iri ini harus dihindari karena dapat membuat bersikap tidak jujur. Kok bisa? Merasa prestasi atau hal lain yang kita miliki tidak sebanding dengan orang lain terkadang membuat kita berkata tidak jujur atau melebih-lebihkan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Katanya, kalau berteman sama orang jualan parfum, kita akan ikut jadi wangi. Hal ini juga berlaku dalam bersikap jujur! Jika memiliki teman atau berada di lingkungan yang jujur, tentu kita akan semakin terdorong untuk selalu jujur.
Apa #DFsister ingat dengan masa-masa ketika kalian bersekolah? Belajar, ekstrakulikuler, bermain dengan teman adalah kegiatan yang biasanya dilakukan di sekolah. Pergi ke kantin juga menjadi salah satu kegiatan, beberapa pergi ke kantin saat istirahat, ada juga yang pergi saat jam pelajaran. Yang kedua jangan ditiru ya.
Ngomong-ngomong soal kantin, di sekolah kalian ada kantin kejujuran gak? Kantin kejujuran adalah kantin yang tidak memiliki penjaga. Barang yang dijual dijejerkan dan ditulis harganya pada masing masing bagian barang. Pembeli harus menaruh uang di tempat khusus dan jika ada kembalian, harus mengambil sendiri di tempat yang disediakan.
Buat apa sih ada kantin kejujuran di sekolah? Adanya kantin kejujuran ini ditujukan untuk membentuk karakter pada siswa, terutama karakter jujur. Dengan tanpanya penjaga, apakah akan tetap bersikap jujur? Tidak hanya jujur soal harga barang yang diambil sesuai atau tidak, uang kembalian yang sesuai atau tidak juga melatih kejujuran.
Sepenting itu kah sifat jujur? Iya, sifat ini perlu ditanamkan sejak dini agar terus melekat hingga dewasa. Dengan jujur, kita dapat merasa tenang dalam hidup serta memperluas relasi. DI samping itu, kejujuran ini juga dapat menekan jumlah korupsi ataupun penyalahgunaan jabatan. Yuk mulai ajarkan jujur sejak dini!