Siti Sarah dan Tanggung Jawabnya

Mendapat kepercayaan dari orang lain tentunya menjadi sebuah kehormatan bagi kita. Kepercayaan yang kita dapat dari orang lain salah satunya dapat diperoleh dengan menjalankan amanah yang diberikan pada kita. Menarik benang ke masa lalu, tokoh islam wanita pun sudah memiliki sifat amanah.

Salah satu tokoh islam wanita yang amanah adalah Siti Sarah. Siti Sarah adalah istri dari Nabi Ibrahim as. Nabi Ibrahim as. terpesona dengan kecantikan yang dimiliki Siti Sarah. Kecantikan ini tidak hanya secara fisik juga, tetapi juga cantik secara sifat dan perbuatannya.

Dafanya Ilustration 1. Siti Sarah Selalu Menemani Nabi Ibrahim as.

Walaupun memiliki paras dan sifat yang baik, Siti Sarah tidak lupa dengan kewajibannya sebagai istrinya. Hal ini terbukti dengan ia yang selalu mengikuti Nabi Ibrahim as. ke mana pun beliau pergi. Hingga suatu hari Nabi Ibrahim as. dan Siti Sarah pergi ke Mesir. Tidak diduga, saat itu Mesir dipimpin oleh seoran g raja bernama ‘Amr bin Imri’ Al-Qais ibn Mayilun yang menyukai wanita cantik. Saking sukanya, sang raja akan memaksa wanita yang ia sukai untuk berpisah dengan suaminya jika ia sudah menikah.

Seperti yang sudah diduga, kabar kedatangan Nabi Ibrahim as. dan Siti Sarah yang memiliki paras yang cantik terdengar sampai ke telinga sang raja. Raja ‘Amr pun memanggil Siti Sarah dan Nabi Ibrahim as. ke istananya. Tidak hanya kabar mengenai kecantikan Siti Sarah yang tersebar, kabar mengenai raja ‘Amr yang menyukai wanita cantik pun terdengar hingga ke Nabi Ibrahim as.

Dafanya Ilustration 2. Raja Mendengar Kabar Kedatangan Siti Sarah

Demi menjaga dirinya dan Siti Sarah, Nabi Ibrahim as. berpesan pada Siti Sarah untuk mengaku sebagai saudara Nabi Ibrahim as. jika ditanya oleh raja ‘Amr. Apa yang diprediksi oleh Nabi Ibrahim as. pun menjadi kenyataan. Sesuai dengan yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada Siti Sarah, ia pun menyatakan bahwa ia dan Nabi Ibrahim as. adalah saudara.

Tindakan Siti Sarah dalam menjaga amanah dari Nabi Ibrahim as. ini menyelamatkannya dan Nabi Ibrahim as. dari tindakan keji sang raja. Ia juga dilindungi oleh Allah swt. dari raja ‘Amr yang berusaha mendekatinya.

Serial 1: Siti Hajar

Jika sebelumnya kita telah membahas Siti Sarah, pada serial ini kita akan membahas Siti Hajar atau biasa disebut Hajar. Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai latar belakang Siti Hajar. Ada sumber yang mengatakan bahwa Siti Hajar adalah anak dari Firaun dan anak dari raja Mesir. 

Ada pula yang mengatakan bahwa Siti Hajar adalah anak dari seorang raja yang kalah dalam peperangan dengan Firaun. Kekalahan ayahnya dari perang inilah yang membuat Siti Hajar menjadi budak Firaun. Sumber lain mengatakan dikarenakan Siti Hajar adalah anak dari seorang raja, otomatis ia merupakan keturunan bangsawan. Dikarenakan hal ini, ia ditempatkan sebagai kepala dari budak-budak Firaun. 

Dafanya Ilustration 1. Siti Hajar Menjadi Budak

Bagaimana bisa Siti Hajar memiliki kaitan dengan Nabi Ibrahim? Hal ini bermula saat Nabi Ibrahim dan Siti Sarah pergi ke Mesir dan dipanggil untuk menghadap raja Mesir. Saat itu, sang raja tertarik dengan Siti Sarah. Raja Mesir yang ingin mendekati Siti Sarah selalu gagal. Hal ini dikarenakan Siti Sarah meminta perlindungan kepada Allah swt.

Hingga akhirnya, sang raja menyerah dan memerintahkan Siti Sarah dan Nabi Ibrahim untuk pulang dengan membawa budaknya, Siti Hajar. Akhirnya, Hajar pun menjadi budak Nabi Ibrahim dan Siti Sarah. Pada saat itu, Nabi Ibrahim dan Siti Sarah mendambakan anak. Akan tetapi, Siti Sarah tidak kunjung dikaruniai anak.

Dafanya Ilustration 2. Siti Sarah dan Nabi Ibrahim Ingin Memiliki Anak

Melihat Siti Hajar yang baik, Siti Sarah meminta Nabi Ibrahim untuk menikah dengan Hajar. Nabi Ibrahim pun memenuhi keinginan Siti Sarah. Setelah menikah, Hajar pun dikaruniai anak yang nantinya akan menjadi nabi. Anak yang dilahirkan Hajar adalah Nabi Ismail.

Serial 2 : Siti Sarah

Seperti halnya pasangan suami istri lainnya, Nabi Ibrahim dan Siti Sarah mendambakan anak di keluarga mereka. Akan tetapi, setelah menikah puluhan tahun, mereka tidak kunjung mewujudkan mimpi mereka. Siti Sarah pun merasa sedih karena ia semakin tua. Hajar, budak yang diberikan oleh raja ‘Amr memiliki sifat yang baik. Akhirnya, Nabi Ibrahim as. menikahi Hajar.

Dari pernikahannya dengan Hajar, lahirlah Nabi Ismail as. Siti Sarah merasa cemburu terhadap Hajar. Ia pun meminta Nabi Ibrahim as. agar hidup terpisah dengan Hajar. Hal ini dikabulkan oleh Nabi Ibrahim as. dan ia pun membawa Hajar serta Nabi Ismail as. ke gurun pasir dan meninggalkan mereka di sana.

Dafanya Ilustration 1. Siti Sarah Cemburu dengan Hajar

Suatu hari, Nabi Ibrahim as. dan Siti Sarah kedatangan tamu di rumahnya. Nabi Ibrahim as. yang terkenal mengutamakan tamu pun menyembelih anak sapi dan dimasak untuk disungguhkan kepada tamunya. Anehnya, setelah disajikan,  tamu-tamunya tidak menyentuh hidangan tersebut. 

Nabi Ibrahim as. merasa takut dan mencurigai tamu-tamunya. Tamu-tamunya pun berkata bahwa mereka diutus kepada kaum Luth. Kedatangan mereka ke rumah Nabi Ibrahim as. adalah untuk menyampaikan kabar bahwa Siti Sarah telah mengandung anak yang nantinya akan menjadi nabi, yaitu Nabi Ishaq. Mereka juga menyampaikan bahwa Nabi Ishaq nantinya juga akan memiliki anak yang menjadi nabi, yaitu Nabi Yaqub.

Dafanya Ilustration 2. Jamuan Siti Sarah dan Nabi Ibrahim

Siti Sarah yang mendengar kabar tersebut terkejut. Hal ini dikarenakan ia dan Nabi Ibrahim as. sudah sangat tua. Para malaikat mengatakan bahwa itu adalah rahmat dari Allah dan benar adanya. Sarah dan Nabi Ibrahim as. tentunya merasa bahagia setelah mendengar kabar tersebut. Seiring berjalannya waktu, Nabi Ishaq pun lahir dan tumbuh dewasa.

Seperti halnya manusia lainnya, Siti Sarah pun tidak abadi. Sarah meninggal pada usia 128 tahun dan dimakamkan di Hebron. Nabi Ibrahim as. pun membeli tempat tersebut. Selain Siti Sarah, di sana juga dimakamkan Nabi Ibrahim as, Nabi Ishaq, dan Nabi Yaqub.

Referensi : orami.co.id & islampos.com

Serial 1: Siti Sarah

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas mengenai Hafshah binti Umar bin Khatab. Di serial kali ini, kita akan membahas Siti Sarah. Siti Sarah adalah istri Nabi Ibrahim as. Yang nantinya akan menjadi ibu dari Nabi Ishaq dan nenek dari Nabi Yaqub. Siti Sarah dan Nabi Ibrahim as. sebenarnya masih memiliki hubungan kekerabatan. Siti Sarah dan Nabi Ibrahim as. merupakan sepupu.

Suatu waktu, Nabi Ibrahim as. menemui pamannya dan melihat Siti Sarah. Kecantikan Siti Sarah membuat Nabi Ibrahim as. terpesona. Tidak hanya kecantikan, Nabi Ibrahim as. juga terpesona dengan kebaikan yang ada di hati Siti Sarah. Kemudian, Nabi Ibrahim as. dan Siti Sarah menikah.

Dafanya Ilustration 1. Siti Sarah Memiliki Kecantikan yang Memukau

Selain terkenal dengan kecantikannya, Siti Sarah juga cerdas dan baik. Di samping kelebihan yang ia miliki, Siti Sarah tetap menjalankan kewajibannya sebagai istri dengan baik dan patuh. Ia selalu mengikuti Nabi Ibrahim as. kemana pun beliau pergi. 

Salah satu tempat yang didatangi Nabi Ibrahim as. dan Siti Sarah adalah Mesir. Saat itu, Mesir dipimpin oleh raja yang sangat menyukai wanita cantik. Raja tersebut bernama ‘Amr bin Imri’ Al-Qais ibn Mayilun. Kabar kedatangan Siti Sarah dan Nabi Ibrahim as. pun sampai ke telinga ‘Amr. ‘Amr juga mendengar kabar tentang kecantikan Siti Sarah. 

Siti Sarah dan Nabi Ibrahim as. pun dipanggil untuk menghadap raja. Nabi Ibrahim as. yang tahu jika ‘Amr menyukai wanita cantik. Bahkan jika wanita yang disukai sang raja memiliki suami, ia akan memaksa mereka untuk bercerai. Nabi Ibrahim as. yang mengetahui hal tersebut pun mengatakan kepada Siti Sarah agar mereka mengaku sebagai saudara.

Dafanya Ilustration 2. Raja Mesir Memanggil Siti Sarah

Hal tersebut menjadi kenyataan, ketika menghadap raja dan ditanya apa hubungan Nabi Ibrahim as. dan Siti Sarah, dikatakanlah bahwa mereka adalah saudara. Siti Sarah yang takut disentuh sang raja terus berdoa agar Allah melindungi kesuciannya. 

Seperti keajaiban, setiap sang raja ingin mendekati Siti Sarah, hal tersebut selalu gagal. Sang raja akhirnya pun menyerah untuk mendekati Sarah dan memulangkan Siti Sarah dan Nabi Ibrahim as. dari istananya. Kepulangan Nabi Ibrahim as. dan Siti Sarah ditambah dengan Hajar, budak pemberian raja.

Referensi : orami.co.id & islampos.com